Kuliner Solo sudah terkenal sejak jaman Belanda. Rasanya yang khas, serta sejarah makanan Keraton Surakarta menjadi daya tarik. Salah satunya adalah kopi Kintamani.
Nggak nyambung? Emang! Tapi inilah yang saya temukan di Waroeng Solo, sebuah tempat makan di bilangan Kemang, Jakarta Selatan.
Kuliner Solo hingga kopi
Waroeng Solo adalah tempat istimewa untuk bersantap kuliner asal Surakarta. Jika Anda familiar dengan kuliner Solo, maka Waroeng Solo tempatnya!
Untuk seluk-beluk adat Jawa Solo, daerah Kemang tentu tak asing lagi bagi banyak orang. Di daerah inilah banyak yang menjual kerajinan dan kesenian Solo.
Waroeng Solo sendiri terletak sebuah komplek.
Diberi titel Joglo at Kemang, komplek ini berisi lapak makan (ya si Waroeng Solo tadi), sebuah pendopo yang biasa dijadikan tempat resepsi/prosesi pernikahan tradisional Jawa, Sare Suites–sebuah hotel, dan kafe Joglo Beer.
Kembali ke Waroeng Solo. Saya belakangan rutin nongkrong di sini. Ada dua sebab.
Pertama, istri saya suka menari Jawa. Dia pun ikut dalam kelas menari yang diadakan manajemen Joglo at Kemang.
Saya yang menemani, tentunya harus menunggui hingga klaar. Jadilah saya nongkrong di tempat makan ini.
Kedua, tempat makan ini memang enak.
Lihat saja menunya. Semuanya kuliner khas Solo. Selat, Sosis, Bistik, Nasi Goreng Jawa, Nasi Liwet, Tahu Kipas–sebut semua. Ada di sini.
Makan kecil hingga kenyang, Anda yang pilih.
Bonus: tempat ini menyimpan kenangan indah buat saya pribadi. Upacara pernikahan saya dan istri dulu memang diadakan di komplek ini. Jadi sekalian… buat melatih memori 🙂
Lalu, kopi Kintamani?
Jadilah saya nongkrong di Waroeng Solo pagi ini. Mata saya pun tajam menelusuri menu.
Nah, ada promo!
Tak lain tak bukan, ternyata yang dijagokan adalah kopi Kintamani. Tanpa panjang cakap, saya langsung pesan.
Begitu si kopi Kintamani datang, saya langsung penasaran dengan penyajiannya.
Si kopi hitam ternyata disajikan dengan metode Vietnam drip. Kopi datang lengkap dengan satu set coffee drip, cangkir bersama alasnya, gula pasir dan ketel berisi air panas (ya, bisa refill). Biasanya, metode ini dipakai untuk kopi Vietnam yang terkenal dengan body dan aroma coklatnya.
Kopi Kintamani yang disajikan saya beri skor 6,5/10.
Keasaman si Kintamani yang biasanya jadi andalan tak begitu keluar. Malah yang terasa adalah kekentalan kopi, hampir mengalahkan semua rasa.
Walau demikian, kopi Kintamani ala kuliner Solo ini cukup segar. Jadi cocok untuk memulai pagi dan sebagai teman ngetik.
Dari pengalaman nongkrong di Waroeng Solo, mereka memang merencanakan program menu kopi Indonesia.
Waktu bolak-balik merencanakan pernikahan dulu, saya pernah memergoki beberapa orang sedang cupping kopi Bengkulu.
Lalu tak berapa lama, kopi Bengkulu pun masuk menu. Kali ini, kopi Bengkulu digantikan kopi Kintamani. Percobaan yang patut diacungi jempol.
Kuliner Solo + kopi Kintamani… Cocok?
Kalau mau merasakan kuliner Solo di Jakarta, Waroeng Solo adalah salah satu tempat yang tepat. Jajaran menu khas menjadi daya tarik utama, dan rasanya boleh diadu dengan yang asli.
Nilai tambah Waroeng Solo adalah kopi Kintamani. Jadi, jika kita suka kopi, tak ada salahnya mencoba seduhan mereka.
Jadi apa menu kuliner Solo favorit Anda jika dipadukan dengan kopi? Menurut Anda, cocok nggak keduanya disandingkan? Sudah pernah coba? Silakan berbagi pengalaman Anda di bawah ya! 🙂
Kopi Kintamani di Waroeng Solo
Harga: Rp 20.000.
Waroeng Solo
Jl. Madrasah No. 14, Kemang, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 11750. Telp. (021) 78843144 (peta)
———-
Baca sebelumnya: Luwak coffee? Bukan. Ini Kopi Arabica Bengkulu!
Baca selanjutnya: 5 Alasan Logis Jangan Minum Kopi Luwak
Berikan Komentar Anda