
Kopi Solok memang sudah wara-wiri di kedai-kedai kopi ibukota sejak beberapa bulan belakangan.
Namun bagi saya pribadi, kopi ini masih jadi misteri. Coba bayangkan, Solok, Sumatera Barat, kuliner… Lha, yang terbayang kok malah rendang? 🙂
Apresiasi kopi dan kuliner Solok
Kopi memang jarang dijual oleh urang awak. Padahal kita tahu alam di Sumatera Barat sangat kaya. Kampung halaman saya juga dekat dengan perbatasan provinsi ini. Alamnya dingin, sejuk, cocok sekali ditanam kopi. Tapi seumur-umur, tak pernah saya dengar kopi dari Sumatera Barat.
Maka dari itu, begitu ada undangan mencecap si kopi Solok, saya tak bisa lewatkan.
Adalah Lisa Virgiano dan rekan-rekan, yang membuat seri Chompagro–sebuah acara apresiasi pangan lokal.
Untuk edisi kali ini, Chompagro ternyata menghadirkan jagoan kopi arabica dari Solok, lengkap dengan pangan lokal sana yang sehat dan penuh budaya.
Perhelatan digelar di Warung Kopi Sruput, Kemang. Tak hanya kopi Solok sebagai bintang utama, ada juga sekitar lima wadah lain yang tersaji. Di sana, terletak beras Solok varietas Anak Daro: beras berderai berbulir mungil, yang sudah sangat sulit dicari! Wah!
Ada pula asam kusum, bumbu mutlak untuk kuliner Solok dan Payakumbuh. Dan akhirnya, ada pado: kluwek lokal yang ternyata juga adalah inti makanan sekitar Solok. Padu padan pado inilah yang akhirnya menjadi beberapa makanan khas.
Ibu Nanik Sri Danti, sang chef pada acara itu, menghidangkan singgang, kerabu baluik, sambal pado, sambalado uok dan pangek lapok. Semuanya lamak bana.
Singkat kata, Lisa lalu menyarankan kami untuk mencoba sukun dan pisang kukus—yang disandingkan dengan parutan kelapa dan gula merah asli Solok. Empuk dan gurih! Setelah itu, seduhan kopi keluar dengan cara seduh french press, chemex dan v60.
Di balik seduhan kopi Solok
Tempat saji kopi langsung ramai. Saya mencicipi kopi Solok (mungkin ini baru yang kedua kalinya), dan… rasanya memang unik!
Satu kali sruput. Rasa asam dan segarnya meruak.
Sruput lagi. Ada rasa manis yang samar-samar.
Di balik itu semua, badan kopi menjaga dengan santai.
Ya, kopi Solok adalah kopi asal Sumatera yang ternyata tak berbodi penuh. Sesekali, aroma rempah keluar dari seduhan. Semua adalah tanda-tanda kopi Indonesia yang enak.
Mira Yudhawati, salah satu Q grader (ahli pencicip kopi), menjelaskan seluk-beluk kopi Solok ini. Kesimpulannya, seduhan kopi di depan kita ternyata adalah hasil keberanian seorang petani Solok.
Alkisah Alfadriansyah, seorang petani kopi Solok yang bingung. Ia merasa punya produk kopi arabica yang bagus, tapi tak tahu harus dilempar ke mana.
Alfadriansyah melek teknologi. Ia cari informasi tentang kopi, hingga sampai ke berita tentang Lisa dan Mira.
Berbekal nekat, ia lalu berangkat ke Jakarta. Kopi Solok hasil ladangnya tak lupa ia bawa. Lalu di sebuah pertemuan, Alfadriansyah memberanikan diri ngobrol dengan Lisa dan Mira. Intinya satu: bagaimana produk ini punya akses pasar. Usut punya usut, hamparan kebun kopi Alfadriansyah di sekitar Danau Kembar (Atas dan Bawah) ternyata menyimpan kopi yang enak punya.
Atas pertimbangan Mira, akhirnya Alfadriansyah, dkk membentuk koperasi petani kopi. Namanya Koperasi Solok Radjo Kopi.
Kini, sekitar 200-an keluarga tani bergantung di lembaga ekonomi mikro tersebut. Kopi olahan mereka bisa mengisi kocek sekitar Rp 30 juta per bulan. Lumayan.
Kopi Solok ternyata sudah berjalan jauh. Selain tersedia di Jakarta dan kota-kota besar melalui lapak sangrai terkemuka, ternyata ia pernah mampir ke luar negeri: ikut pameran.
Sejauh ini, respon yang Mira, Alfadriansyah, dkk dapatkan sangat positif.
Beberapa bulan lalu, kopi Solok ini mengundang decak kagum. Para peminum kopi malah bikin sandi saat minum seduhan ini. #Nyolok, kata mereka (hehehe!).
Jika kita tarik benang merah, maka cerita kopi Solok sampai ke Jakarta dan pameran luar negeri ini berujung pada satu: keberanian petani.
Sosok itu, Alfadriansyah, tak takut untuk melempar produk kerennya. Ia tak takut minta bantuan dan masukan dari konsumen. Ia tak takut ditantang untuk berproduksi bagus.
Kini, koperasi mereka sedang menikmati hasil penjualan kopi Solok. Sementara ini, 200 kilogram telah ludes.
Dan di depan saya, 10 kantong kopi Solok (dikemas per 250 gram) terjual dalam hitungan detik.
Lalu, intinya?
Coba dan nikmati kopi Solok. Anda pasti suka.
Di baliknya ada keberanian petani, serta keuletan mereka membuka pasar dari ladang hingga ke kota. Inilah yang membuat kopi Indonesia semakin enak dan semakin kaya.
Kopi Solok yang saya rasakan adalah hasil gorengan Pandeka (Padang, Sumbar). Jika penasaran, coba kejar kopi Solok di Headline, Ruang Ke-3, Tanamera atau hubungi lapak Klinik Kopi.
Sudah merasakan enaknya kopi Solok? Bagi ke kita semua pengalaman Anda di bagian komentar ya!
———-
Baca sebelumnya: Kopi Indonesia: Enak, Beragam, Berbudaya
Baca selanjutnya: Terbukti: Manfaat Kopi untuk Kesehatan
at 17:48
terimakasih mas buat infonya dan salam sukses
at 21:44
Terima kasih kembali juga mas, semoga terus ngopi enak!
at 17:35
min saya mau pesen kopinya saja di daerah solok lansung ke mana ya min?
at 15:17
Untuk beras kopi coba cek akun Instagram @solokradjo
Untuk kopi sangrai/rendang boleh cek ke akun Instagram @pandekacoffee
Semoga bisa membantu menemukan kopi Solok!
at 06:47
Mohon infonya.. Untuk beli kopi solok dikota padang dimna?? Terima kasih
at 16:55
Silakan coba ke Rimbun – Espresso & Brew Bar, Jl KIS Mangunsarkoro A/10 Padang. Cek juga Instagram mereka @rimbuncoffee
Bisa cek juga Instagram @pandekacoffee 🙂
at 11:08
Solok enak, karakter di lidah dan after test sangat dapat..
kadar keasaman nya juga masih normal, saya suka. Tapi, terlalu clean di mulut, jadi setelah di telan, gak ada rasa yang tertinggal
Itu yang saya dapat kan setelah minum solok
Thx kopi solok, semoga semangkin berkualitas
at 16:15
Terima kasih atas komentarnya Mas Surya…
Ya betul, kopi Solok ini memang unik karakternya. Masalah sisa rasa mungkin bisa kita akali dengan detail di metode seduh?
Harapan saya juga demikian. Maju terus! Sekarang makin gampang ditemukan di kedai tuh kopi Soloknya. Pertanda baik 🙂
at 21:28
Terimakasih atas dukungan semua sahabat-sahabat kopi yang selama ini mendukung program pengembangan dan perbaikan kopi di dataran tinggi Solok. Ini tidak akan terjadi tanpa bantuan semua sahabat-sahabat. Mohon kritikan dan evaluasinya selalu untuk koperasi Solok Radjo, terutama untuk kualitas biji kopi yang kami hasilkan. Terkadang lalai adalah sifat yang kadang sulit kami sadari.
Boleh kah kami membagi tulisan ini di situs resmi solokradjo.com Pak Admin?
at 14:11
Terima kasih kembali Uda Alfadrian. Semoga terus bekerja keras dan salam kepada kawan-kawan petani koperasi Solok Radjo.
Silakan dibagi Uda. Tinggal cantumkan saja sumber artikel dari kopikopikopi.com
at 14:56
Uda Alfadrian, bisa order online untuk kopi solok?
penasaran sekali dengan taste kopi ini dari cerita Admin, 🙂
ayah saya asli dari batu sangkar, tapi kalau pulang kampung selalu membawa kopi lampung (ayah tinggal di lampung), katanya gak ada kopi enak di kampung. sepertinya beliau harus mencicipi kopi solok ini :))
thanks
at 16:16
Mbak/Mas Novrida bisa cekidot ke lapak-lapak yang ada di tulisan: terutama Ruang Ke-3, Headline, Tanamera atau Klinik Kopi atau tuh di bawah ada juragan dari Pandeka 🙂
Semoga berhasil ngopi Solok aka nyolok!
at 09:08
Uda/uni Novrida, Salah besar Klo ayah anda beranggapan tidak ada kopi enak dikampung. Tahun 2015 kampung ayah anda Batusangkar tepatnya Nagari Salimpauang adalah juara 1 Pada Festival Original Kopi Sumatra Barat yg diadakan oleh Dinas Perkebunan Prov. Sumbar dg juri dari SCAI pusat & penggiat kopi Sumbar. Untuk kenikmatan kopi mnrt saya adalah proses pasca panen dr kopi itu sndiri. Dan msh byk daerah Di sumbar yg merupakan penghasil kopi terbaik Sumatra yg blm mendapat sentuhan & arahan pasca panen yg baik.Contohnya kampung anda sndiri Kab. Tanah Datar & Kab. Lima Puluh Kota.Mudah²an d th yg akan dtg, para penggiat kopi Di Indonesia bisa memberikan edukasi yg baik thd para petani sehingga Sumatra Barat menjadi daerah tujuan kopi nasional maupun internasional.
at 21:45
Terima kasih info bagusnya Mas Andi!
at 04:07
Kami dari pandeka coffee padang bersyukur kopi roastingan kami bisa dinikmati.
at 19:17
Wah senang sekali Uda Gustav. Beneran enak lho…
at 09:09
Dima bisa order kopinyo da…?
at 21:46
Sepertinya langsung ke lapak mereka saja Uda… https://www.instagram.com/pandekacoffee