
Cafe di Bandung mana yang wajib kita datangi?
Banyak pengunjung Bandung, terutama keluarga muda, cuma punya dua hari: Sabtu dan Minggu. Minggu sore atau malam, agenda di Kota Kembang harus ditutup. Tup! Lalu kita harus kembali ke Jakarta (atau kota lain).
Ini teorinya: Anda harus tinggal di sekitar daerah Dago, Riau/Gedung Sate, Cipaganti atau Bandung Utara. Pesanlah hotel atau numpang tinggal di daerah tersebut. Tujuannya adalah untuk memudahkan mobilitas kita di hari Sabtu dan Minggu. Tahu sendiri kata kunci untuk Bandung di akhir minggu: macet.
Teorinya lagi, kita tak harus ke cafe di Bandung dalam sekali renteng. Dua hari satu malam sudah cukup untuk jalan-jalan keliling kedai kopi dengan santai.
Nilai plusnya adalah kita masih bisa jalan-jalan ke tempat selain ngopi-ngopi. Ada puluhan tempat rekreasi atau budaya di Bandung. Mungkin keluarga dan teman meminta sempatkan berkunjung sejenak.
Nah, saat ingin istirahat atau badan meregang minta kopi, barulah kita merapat ke cafe di Bandung. Tak sabar? Daftarnya ada. Silakan scroll ke bawah.
Idealnya, kedai kopi yang saya pilih adalah tempat istirahat dari penat jalan-jalan. Atau untuk memulai hari. Intinya, santai. Tempatnya pun yang selow. Orang-orang dan pelayanannya juga asyik.
Terlebih lagi, kopi yang disajikan cafe di Bandung ini harus juga nikmat. Kopi paling enak se-Parijs van Java (atau yang mendekati, hehe).
Praktiknya, Anda bisa simak berikut. Inilah cafe di Bandung yang wajib Anda datangi!
Noah’s Barn
Jika kita sampai di Bandung pada Sabtu siang atau sore, berarti asupan kafein sudah berkurang drastis.
Cafe di Bandung yang satu ini sudah terkenal sejak tahun 2012. Saat itu, si Lumbung Nuh dibuka pertama kali di jajaran Nurtanio, sekitar barat Bandung.
Sementara itu, cabang yang saya kunjungi ini jauh lebih besar. Lebih banyak menu. Noah’s Barn membuka cabang di sekitar Dago, Jl. Dayang Sumbi. Nah, lokasi “gaul” ini berakibat keramaian yang luar biasa di jam-jam nongkrong.
Buat kalian yang benar-benar mau ngopi, siap-siap untuk takjub.
Saya acungi jempol pada tempat: baik interior maupun pencahayaan alaminya. Tentunya tempat ini diatur sedemikian rupa untuk memaksimalkan pengalaman ngopi.
Pelayanan pun cukup cepat. Pesanan kopi dan makanan datang dengan singkat.
Namun ada satu hal yang mengganggu saya. Jika mengemban nama “coffeenery”, cabang yang satu ini “nggak kopi banget” saat ramai. Tanya ke pelayan tentang kopi, kita akan dipingpong dulu ke staf yang lain. Satu lagi, sulit menarik detail dari kopi yang mereka sajikan. Maklum, pengunjung sedang membludak.
Kopinya oke. Walau tentu bisa lebih mantap lagi.
Seduh manual tersedia, pun seduhan berbahan dasar espresso. Espresso atau ristretto termurah dibandrol Rp 15.000, sedangkan kopi tubruk mulai Rp 21.000.
Tips: Kalau mau kopi, nongkrong di bar. Jangan di dalam atau di belakang. Keluarga, dll boleh di ruang terbuka dengan penerangan alami dan semacam air mancur di belakang. Ingat: ini salah satu cafe di Bandung yang paling ngetop. Jika sedang ramai sekali, banyak-banyaklah bersabar.
Noah’s Barn Coffeenery
Jl Dayang Sumbi No. 2 Coblong, Bandung, Jawa Barat (peta)
Jack Runner
Yang satu ini menyematkan nama “roastery” di titelnya. Tapi tak hanya sangrai, lapak ini juga menyediakan seduhan kopi dan tempat nongkrong.
Ruangan Jack Runner tak terlalu besar namun tertata rapi. Saat saya dan teman-teman datang untuk ngopi malam, hanya ada satu kelompok pengopi yang tengah bercengkrama.
Barista yang melayani kami pun sangat ramah, dengan rekomendasi yang baik pula. Kami berempat saat itu diusulkan memesan kopi yang berbeda, jadi satu sama lain bisa saling mencicipi.
Berlokasi di sekitar simpang Gandok, tepatnya di awal tanjakan Jl. Ciumbuleuit, saya hanya bisa menyampaikan selamat pada anak-anak Universitas Parahyangan. Bagi mereka yang butuh kopi pagi sebelum kuliah, atau mereka yang kerjakan tugas/skripsi saat malam, Jack Runner jelas jadi pilihan sempurna.
Bagaimana kopinya? Seduhan v60 Sunda Typica jelas menggoyang lidah, serta ada Flores Caturra yang eksotis. Ingin kopi susu yang nabok? Ada ramuan double ristretto dan susu alias magic, serta ramuan espresso lainnya.
Enak! Sekali lagi selamat untuk kalian, anak-anak Universitas Parahyangan!
Tips: Melangkahlah ke sebelah kanan bar, kita bisa melihat koleksi kopi yang siap diseduh–juga mengintip ke mesin sangrai. Ada tiga house blend ala Jack Runner: melodic punk, heavy metal dan live in mono. Ring a bell? Ya, punggawa Jack Runner jelas punya pengetahuan musik yang ciamik. Dus alunan musik di kedai kopi mereka malam itu sungguh membius!
Jack Runner Roastery
Jalan Ciumbuleuit No. 42, Hegarmanah, Bandung, Jawa Barat (peta)
Blue Doors
Aih, di mana gerangan si Pintu Biru?
Kendaraan rombongan kami sempat melewati si cafe di Bandung yang tak berplang. Tanda cafe dari kayu/besi itu kosong melompong! Untuk kalian yang mencari si Pintu Biru untuk kali pertama, silakan pasang mata lebar-lebar.
Untunglah si Pintu Biru cukup menarik perhatian. Ia adalah tempat mungil yang seperti menyatu dengan sebuah toko interior dan perabotan.
Berantakan tapi indah. Itulah kesan kita jika masuk atmosfer Blue Doors.
Tak ada yang dipaksakan. Yang reot berpadu dengan yang kinclong. Pintu dan pernak-pernik interior juga dilengkapi dengan kutipan-kutipan tentang kopi yang lucu.
Bermacam-macam kopi pun menunggu kita. Bisa untuk sarapan. Bisa untuk setelah makan siang. Bisa juga untuk kongkow malam.
Untuk teman si hitam, tersedia pula makanan agak berat. Ambillah duduk di ruang terbuka di bagian depan, yang homy sekaligus hijau dan lega. Bernapaslah dengan santai karena suasana Blue Doors amatlah segar. Seratus delapan puluh derajat dari Jakarta! Untuk suasana ideal cafe di Bandung, si Pintu Biru saya rekomendasikan penuh.
Kopi yang datang saat itu adalah seduhan Aceh Gayo, cappuccino, americano dengan es dan magic creme brulee.
Komentar saya dalam hati: “Boleh! Boleh! Saya tak akan menolak kalau diajak ke sini lagi :)”
Blue Doors
Jalan Gandapura No. 61, Bandung, Jawa Barat (peta)
Bagaimana? Puas dengan rekomendasi tiga cafe di Bandung ini untuk perjalanan wiken Anda?
Tentu ada cafe kesukaan pembaca yang lain. Karena keterbatasan waktu, cuma tiga ini yang saya kunjungi. Ada cafe lain yang wajib dikunjungi dan lebih indehoy? Silakan rekomendasikan langsung di bagian komentar!
=====
Baca sebelumnya: Tempat Nongkrong di Jakarta yang Ajib: Watt Coffee
Baca sesudahnya: Bengkulu Punya Surga Kopi, Tapi…
at 18:51
wah sangat informatif dan detail sekali kak, memang betul bandung tempatnya kuliner dan coffee shopnya tidak pernah ada habisnya justru malah makin berkembang dengan pesat. cek juga ya kak artikel ku 5 rekomendasi coffee shop jakarta untuk hangout dengan bestie
at 15:17
Thank you for nice information
at 15:25
Artikelnya kereeeen, jadi gak bingung lagi kalo pengen ngafe dibandung.
nih aq kasih juga Cafe yang recomended di Bali
https://alatkopi.wordpress.com/2017/11/25/coffee-paradise-salah-satu-cafe-hits-di-bali/
at 23:05
Hahahaha… Terima kasih atas reviewnya. Tiba-tiba saya amat beruntung karena Blue doors hanya 50 meter jaraknya dari rumah saya. A perfect distance from heaven, isn’t it!
at 23:05
Hahahaha… Terima kasih atas reviewnya. Tiba-tiba saya amat beruntung karena Blue doors hanya 50 meter jaraknya dari rumah saya. A perfect distance from heaven, isn’t it!
at 11:30
Ke Blue Doors-nya jangan naik mobil Mas Marco 🙂 Enjoy your good cup!
at 19:27
kereeeeen, trms buat ceritanya mas. penting benar
untuk saya yg merintis berjualan kopi, tolong sharingnya
at 11:32
Pantengin terus Mbak/Mas! Thanks and enjoy 🙂